Kapok Ditipu Dukun

Heri namanya. Tahun 1998 lalu usahanya hancur lebur diterpa krisis moneter. Hampir semua hartanya habis terjual untuk membayar hutang.

Karena usianya yang masih muda, Heri tak siap menghadapi keadaan itu. Ia bingung.
Di tengah kebingungannya, seperti diceritakan Majalah Ghoib, seorang teman mengajak Heri pergi ke dukun seperti yang tertera pada sebuah tabloid yang pernah ia baca. Heri setuju. Keduanya kemudian pergi ke dukun itu.


Si dukun mula-mula menyuruh Heri menyimpan uang satu juta di laci lemarinya. Uang itu nantinya akan dijampi-jampi. Setelah satu bulan baru boleh diambil.

Setelah itu si dukun menjamin usaha Heri akan kembali lancar. Namun, setelah satu bulan Heri disuruh membeli sebuah rompi seharga 3,5 juta. Harga itu tak bisa ditawar-tawar lagi. Jika ditawar akan mengurangi kekuatannya.

Beberapa minggu kemudian Heri kembali disuruh si dukun memasang susuk di tubuhnya seharga 5,5 juta. Namun, apa yang dijanjikan si dukun tak kunjung terbukti. Bahkan, uang satu juta yang Heri simpan di laci lemari tempo hari dibawa kabur si dukun. Sepuluh juta sudah uang Heri melayang sia-sia.

Paska ditipu dukun, Heri berusaha melupakan semua peristiwa itu. Ia kemudian bekerja di perusahaan milik keluarganya. Sejak itu ia kapok berurusan dengan dukun. *Dwi Budiman/Suara Hidayatullah

0 comments:

History is the discovery, collection, organization, and presentation of information about past events.

  © Blogger template Fishing by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP