Mantan Preman 27 Tahun Muntah Darah (2)

Aku Masuk Rumah Sakit Setelah Menghajar Pedagang
SEBELUMNYA diceritakan, Sadikin yang pernah dikeroyok 4 pria karena dijebak oleh perempuan, memendam dendam yang sangat besar. Ia lalu berguru kepada seorang dukun ahli kekebalan terhadap senjata. Setelah berhasil ia membalas dendam dan malang melintang di dunia kekerasan. Meninggalkan sekolah dan memilih hidup di terminal menjadi seorang preman. Tak ada orang yang berani gegabah padanya. Suatu ketika ia bertemu dengan orang membuat darahnya naik. Siapakah dia? Ikutilah kisahnya yang ditulis oleh Kuswari Semoga menjadi cerminan.

ADA seorang pedagang yang tidak menyukaiku yang setiap hari menyuruh anak buahku untuk mengambil uang keamanan. Ketika aku melintas di warungnya, tiba-tiba orang itu marah kepadaku dan berkata lantang.


"He, aku tidak takut padamu. Kamu jangan sok jagoan di sini!" katanya. Membuat darahku mendidih.

Aku kaget mendengar ucapan tantangan itu. Apalagi tatantangan itu datang dari seorang pedagang yang setiap saat selalu tunduk dan takut padaku.

"Maksudmu itu apa?" tanyaku sambil menatap tajam laki-laki berperawakan tinggi besar itu."Kamu jangan sok jagoan di sini!" Dia mengulangi ucapannya." Suatu saat kamu akan muntah darah!" lanjutnya.

"Apa muntah darah? Ha ha ha.... Aku tidak takut. Tidak usah mengancam! Sekarang buktikan saja!" kataku sambil mendekati orang itu dan tanpa pikir dua kali aku langsung menghantam wajahnya dengan tangan kosong. Rupanya dia pun tidak begitu saja membiarkan wajahnya dipukul, dia menghindar dan tangan kanannya menghantam balik wajahku. "Buuuuk" wajahku terkena pukulan yang cukup menyakitkan.

Wah hebat orang ini! Bisikku dalam hati seraya aku menarik napas panjang. Baru kali ini ada orang yang berani memukul wajahku. Seketika juga gelora amarahku bergemuruh dalam dadaku, seolah api bertemu bensin. Wajahku memerah diperlakukan seperti itu di hadapan banyak orang yang sedang berdagang dan berlalu-lalang. Tanpa peduli apa yang ada di sekelilingku, aku langsung memukul sekuat tenaga orang itu.

Rupanya dia pun tidak mengira gerakanku akan secepat itu karena dia tidak sempat menghindar dan membuat aku banyak kesempatan untuk melancarkan seranga bertubi- tubi. Aku sama sekali tidak memberi kesempatan pada orang itu, sehingga dia pun tersudut dan wajahnya berlumur darah. Ketika badannya terjatuh, segera saja aku menginjakkkan kakiku ke wajahnya sehinga dia kesakitan dan minta ampun."Makanya jangan coba-coba dengan saya kalau tidak ingin begini!" kataku sambil meninggalkan orang yang sedang meringgis kesakitan.

Sejak itu aku tidak pernah lagi bertemu dengan orang yang belakangan baru kuketahui bernama Maman berasal dari Subang. Dia tidak pernah lagi terlihat di pasar, mungkin pindah ke pasar lain. Aku tidak peduli. Toh bagiku tidak ada manfaat sama sekali.

Awal malapetaka

Rupanya peristiwa itu menjadi awal malapetaka yang harus aku tanggung selama bertahun-tahun. Awalnya aku tidak begitu peduli dengan yang terjadi pada diriku, namun dua bulan sejak kejadian itu, malam hari jam 21.00 saat aku sedang berjudi, mendadak perutku terasa mual. Kata teman-teman wajahku pucat. Aku berusaha menahan agar tidak muntah, tetapi semakin ditahan terasa ada dorongan kuat. Maka aku pun muntah.

Betapa kagetnya aku saat itu sebab yang keluar bukan muntah biasa melainkan darah bewarna merah kental dan terus menerus keluar dari mulutku.

Tentu saja teman-temanku kaget dan segera membawaku ke rumah. Istriku kaget dan terbelalak tatkala melihat bibirku penuh darah. Anehnya muntahku tidak berhenti bahkan semakin banyak mengeluarkan darah. Istriku mengambil ember plastik di dapur. Semua kukeluarkan dari lambungku, plastik ember pun sudah penuh.

Setelah agak lama, aku berusaha menenangkan diri dan merenung di kamar. Barulah aku sadar bahwa aku mempunyai masalah dengan Maman. Ya dia pernah mengancam kalau aku akan muntah darah. Kini aku baru sadar!

Penyesalahan datangnya selalu terlambat. Derita yang kualami berkepanjangan, bahkan aku nyaris tak kuasa menahan penyakit muntah darah. Aku bergegas berobat ke dokter dan ditangani secara medis. Dokter mendiagnosa bahwa muntah darah sebagai akibat dari kelebihan minum-minuman keras yang mengakibatkan lambungku terluka. Aku pun dirawat di rumah sakit selama dua minggu dan aku gembira ternyata bisa ditangani oleh dokter.

Tidak terasa 2 minggu di rumah sakit telah menghabiskan uang yang cukup besar. Namun untung saja ada yang membantu terutama sesama teman di terminal dan pasar. Dokter menyatakan aku sudah sembuh dan diperbolehkan pulang. Istriku tampak bahagia, sebab aku pernah menyampaikan padanya bahwa aku ingin berhenti bermain judi dan mengonsumsi minuman keras, aku ingin bertobat. Aku sudah berjanji ingin mengubah jalan hidupku.

Hari itu pun pagi-pagi aku pulang dari rumah sakit dengan harapan sembuh selamanya. Aku ingin merubah jalan hidupku yang sesat selama ini. Aku tiba di rumah disambut keluargaku.

Aku sudah merasa tenang. Badanku melorot turun, namun muntah darah sudah berhenti. Aku bersyukur bisa sembuh dari sakit yang sangat menganggu dan menyiksaku. (bersambung)**

0 comments:

History is the discovery, collection, organization, and presentation of information about past events.

  © Blogger template Fishing by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP