Mantan Preman 27 Tahun Muntah Darah (3)

Setiap Malam Merasa Sangat Tersiksa
SEBELUMNYA dituturkan, Sadikin tiba-tiba saja muntah darah. Penyakit itu terjadi beberapa hari setelah ia berkelahi dengan Maman. Ia dibawa ke rumah sakit. Dokter bilang, penyakit itu akibat luka di lambung karena terlalu banyak minum minuman keras. Beberapa hari berada di rumah sakit, Sadikin sembuh. Lalu disuruh pulang. Totalkan kesembuhannya? Ikuti lanjutan kisahnya yang ditulis Kuswari.

MENJELANG malam di saat orang tertidur pulas, aku kembali merasakan hal yang aneh. Tidak enak badan dan perut mual-mual seperti yang kurasakan sebelumnya. Lama-lama aku tak tahan lagi. Aku minta disediakan baskom.


"Astagfirullah. Bapak muntah lagi!" kata istriku dengan wajah pucat.

Dia tidak mengira aku akan kembali muntah. Aku sendiri kaget, mengapa aku muntah lagi padahal dokter mengatakan bahwa aku sudah sembuh.

Aku tak kuasa ketika darah terus keluar dari mulutku, hingga memenuhi baskom. Istriku membersihkan darah yang berceceran di lantai. Malam itu istriku menelepon ibuku dan mertuaku. Aku disarankan kembali ke rumah sakit tapi aku menolak.

"Nggak usah ke rumah sakit. Ini bukan penyakit biasa.Ini kiriman orang," kataku sambil mengingat kembali peristiwa bentrok dengan Maman di pasar.

"Jadi bagaimana?" tanya istriku.

"Biar saja, aku akan mencari pengobatan alternatif. Sebab kalau ke rumah sakit, dokter tidak akan sangup menangani," kataku seraya membaringkan badan setelah perutku tidak lagi mengeluarkan darah.

Sejak itulah aku berusaha untuk mencari pengobatan alternatif ke berbagai tempat. Aku mencari informasi kepada setiap orang yang kuanggap tahu tentang orang yang dapat mengobati penyakitku. Anehnya meski aku muntah darah, aku tidak merasakan sakit. Justru aku bisa normal. Hanya saja hampir setiap malam aku tak dapat menahan rasa mual dan muntah darah. Aku kesal dengan muntah darah yang tidak pernah berakhir. Bosan, jenuh, dan kesal berkecamuk dalam dadaku, sebab muntah darah menganggu waktu istirahatku.

Beberapa dukun dan orang pintar yang aku kunjungi hampir senada bahwa muntah darah disebabkan oleh orang yang sengaja menyantet badanku.

"Jadi aku harus bagaimana menyembuhkannya?" tanyaku saat aku berada di sebuah rumah kyai yang cukup ternama di Garut.

"Ini memerlukan pengobatan agak lama karena orang yang menyantet memiliki dendam yang membara, sehingga perbuatannya sangat membahayakan nyawa," ucapnya.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Sebaiknya kamu meminta maaf kepada orang itu. Insya Allah muntah akan hilang kalau sudah meminta maaf dan diapun memaafkan kamu".

Esok harinya aku pun bergegas ke Pasar Ciroyom untuk menanyakan alamat Maman kepada orang yang ada di pasar. Hampir setiap orang kutanyai alamat Maman dari Subang yang pernah berjualan. Tak seorang pun yang tahu, lelah aku bertanya. Maman bagaikan ditelan bumi tidak dapat ditemukan.

"Memangnya ada urusan apa menanyakan alamat Maman?" tanya Dasep, tukang becak yang sudah kukenal.

"Aku mau minta maaf, aku menyesal telah menyakiti hatinya," kataku seraya menatap Dasep, temanku sejak kecil.

"Sejak berkelahi dengan kamu, dia sudah tidak ada di sini. Entah ke mana. Tapi saya pernah dengar pulang kampung di Subang,"

"Di mana pun dia berada, saya akan mencarinya dan minta maaf! Terus terang sekarang aku sadar dan aku ingat, dulu dia bersumpah serapah akan membuatku muntah darah," ucapku.

Selama 5 tahun aku tidak putus asa mencari Maman. Selama itu pula aku terus muntah darah hampir setiap malam. Paling sembuh beberapa hari lalu muntah lagi. Penyakit ini membuat aku kesal dan putus asa, namun anehnya fisikku tidak apa-apa dan normal sebagaimana orang yang sehat.

Aku pun tidak tinggal diam untuk bisa sembuh dari muntah darah itu. Aku sering berziarah ke makam wali, namun saat itu aku benar-benar tidak tahu kalau memohon kepada kuburan adalah musyrik, tapi aku terus melakukannya. Aku minta disembuhkan kepada wali yang sudah meninggal dunia sebab saat itu aku yakin wali merupakan orang yang memberi pertolongan. Bahkan karena saat itu sedang musim judi Porkas aku selalu meminta nomor kode buntut yang bisa memenangkan uang berjuta-juta.

Keranjingan judi

Aku memang belum sadar, hanya sewaktu-waktu saja aku menyadari dan akan berhenti berjudi dan minuman keras. Tetapi tidak mudah, sebab aku seringkali diajak teman untuk minum bersama-sama. Bahkab aku ditraktir untuk minum sepuas-puasnya.

Selain itu, aku sangat gandrung dengan kode buntut, maka aku tidak segan- segan untuk mendatangi orang pintar yang bisa cepat menjadi kaya raya. Setiap mendengar ada dukun yang bisa meramal angka kode buntut yang tepat sasaran, aku akan datang meskipun jaraknya sangat jauh.

Aku pernah mendatangi seorang dukun di daerah Jawa Tengah yang terekenal sebagai dukun yang selalu tepat dalam ramalan. Aku mandi di sebuah curug di tengah malam. Walau terasa dingin bagai es, tekad kuat ingin menjadi kaya raya membuatku aku tak peduli. Setelah itu nomor buntut pun diberikan. Betapa aku gembira, sebab kekayaanku sudah di depan mata. Aku pun bergegas pulang dengan rasa kegirangan yang tidak terkira. Aku pun memberikan uang yang cukup besar kepada sang dukun itu.

Aku segera mencari uang untuk bisa membeli kode buntut itu. Kujual barang yang bisa dijadikan modal. Aku harus memberi dengan uang besar agar hasilnya pun besar. Aku sudah sampaikan pada istriku bahwa dalam beberapa hari aku akan menjadi orang yang kaya raya karena dapat untung besar dari kode buntut.

"Ah, nggak mungkin mana ada orang yang kaya dari kode buntut!" kata istriku, mencela.

"Ini betul, Bu! Bapak yakin akab menjadi orang kaya. Pokoknya kalau ibu bisa pinjam ke tetangga, dibayar dua kali lipat," kataku meyakinkan.

"Wah! kata-kata itu sudah terlalu sering ibu dengar dari Bapak. Semua itu mustahil," katanya. (bersambung)**

0 comments:

History is the discovery, collection, organization, and presentation of information about past events.

  © Blogger template Fishing by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP