Dramatika Hidup Seorang Karyawan Periklanan (1)

Aku Sukses karena Bekerja Keras
KISAH ini dialami oleh Ujang Deden, seorang mantan karyawan sebuah perusahaan media massa di bagian periklanan. Dia seorang pekerja keras sehingga meraih suskses kemudian dipercaya oleh perusahaannya. Suatu hari dia tergiur oleh oleh bisnis tanah setelah berjumpa dengan pria bernama Alex. Sukseskah? Inilah kisah hidupnya yang diceritakannya pada Kuswari sebelum Ujang meninggal tahun 2010 lalu.

AKU dilahirkan di Cianjur dan bekerja di sebuah harian koran ternama di Bandung. Aku merintis karier dengan menjadi sales iklan. Memang tidak mudah bekerja sebagai orang lapangan, namun aku sudah telanjur menyukai pekerjaan itu. Aku ditugaskan di Ciamis, alhamdulillah aku bisa menyesuaikan diri di kawasan itu. Sedikit demi sedikit pekerjaanku mendapat respon dari pimpinan sebab aku mampu mengumpulkan iklan yang cukup banyak setiap bulannya.

Aku berusaha bekerja sebaik-baiknya untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. Ketika aku sedang merintis karier bidang periklanan, aku bertemu dengan seorang gadis. Aku terpana oleh kelembutan suaranya saat dia membacakan ayat-ayat suci Alquran. Dia seorang santri di pesantren ternama di Ciamis. Dia pun ikut dalam grup musik kasidah dan sebagai vokalis, karena memang memiliki suara yang merdu dan indah.

Aku semakin tertarik pada wanita yang lugu dan sederhana itu, sehingga aku berusaha mendekatinya dan mengenalnya lebih dekat. Dia gadis yang sangat ramah. Banyak pemuda tertarik padanya.

Aku beruntung sebab diterimanya dengat baik. Mungkin karena aku sudah bekerja dan punya sepeda meskipun tidak terlalu bagus. Sementara pemuda yang menginginkannya rata-rata belum bekerja. Rasa percaya diriku meningkat apalagi ketika kedua orangtuanya menyambut gembira kehadiranku di rumahnya. Imas, nama gadis itu, menerima cintaku.

Kami tidak terlalu lama berkenalan. Orangtuanya khawatir terjadi fitnah di antara kami, kami pun akhirnya dipertemukan di pelaminan. Suka sama suka dan diredai kedua orangtua kami.

Hari pernikahan merupakan hari yang bersejarah bagi kami. Istriku yang membacakan Alquran. Aku bangga dan bahagia mendengar ayat-ayat suci dari lantunan merdu suara istriku. Aku harap istriku bisa membawaku menjadi manusia yang lebih baik di bawah bimbingan wahyu Allah.

Aku bahagia bisa mendapatkan seorang istri yang fasih membaca Alquran dan sangat rajin mengajar mengaji kepada anak-anak di mesjid. Aku pun semakin bersemangat bekerja dan berusaha menggapai impian untuk bisa mendapatkan rumah sendiri. Berkat ketekunan bekerja serta aku rajin mendatangi perusahaan besar, aku pun mendapat order iklan yang cukup lumayan besar. Sedikit demi sedikit kutabung di bank.

Aku membeli tanah di Ciamis. Kemudian kubangun rumah. Alhamdulillah tahun berganti aku bisa lebih sejahtera dan bisa pula membeli kendaraan motor untuk keperluan bekerja.

Suatu ketika aku dipindahtugaskan ke Bandung karena di Bandung membutuhkan tenaga pemasaran untuk penerbitan sebuah koran. Tentu saja aku tidak bisa menolak mendapat tugas dari pimpinanku. Kutinggalkan Ciamis dan berkarier di Bandung.

Untuk sementara aku mengontrak sebuah rumah sederhana bersama istri dan kedua anakku. Sementara rumah di Ciamis dikontrakkan dan dititipkan kepada mertuaku. Hanya sebulan sekali ke Ciamis untuk sekadar menengok rumah.

Di Bandung aku harus melangkah dari nol kembali, meski aku berkeyakinan peluang sebagai tenaga pemasaran iklan sangat prospektif, apalagi kota ini merupakan pusat pemerintahan dan menjadi kota kedua terpadat setelah Jakarta. Di samping itu, berbagai perusahaan tersedia dan bisa dimanfaatkan untuk pemasangan iklan.

Jual beli tanah

Setahun aku melangkah mencari iklan belumlah mendapatkan order yang besar, namun di tahun kedua dan selanjutnya, sungguh di luar dugaan, aku mampu melobi perusahaan sehingga order pun mencapai ratusan juta.

Namun kuakui kalau aku melobi pemasang iklan, harga yang kuberikan berbeda dengan sales lain, aku memberi harga yang lebih rendah, sehingga menarik pemasan iklan. Aku mendapat komisi tidak besar, namun aku merencanakan akan jual beli tanah dari uang yang kuperoleh dari iklan. Jadi aku bisa mendapat untung besar dari jual beli tanah.

Uang yang kuperoleh dari iklan, yang biasanya aku setorkan langsung ke bank, kali ini aku manfaatkan untuk berinvestasi dengan membeli tanah. Aku sangat yakin bisnis tanah akan menguntungkan berlipat-lipat, apalagi saat aku diyakinkan oleh Pak Alex bahwa dia telah mengalami keuntungan dalam bisnis tanah.

"Pak Ujang tak perlu khawatir, tanah itu akan semakin mahal, apalagi di masa nanti akan banyak dibangun perumahan," ujar Pak Alex meyakinkan aku agar aku segera memasukkan uang ke rekening atas nama dirinya.

"Saya bukan ragu, tapi terus terang saja uang yang ada pada saya sebagian bukan uang saya, tetapi uang perusahaan," ujarku.

"Jangan ragu, Pak, saya akan siap membayar uang perusahaan jika saya gagal dalam bisnis tanah ini," ujarnya meyakinkanku.

Tergiur dengan ucapan yang sangat menggoda keuntungan, maka esok harinya tanpa bicara dengan istriku aku segera mengambil uang di bank seratus juta rupiah untuk dipindahkan ke rekening Pak Alek, lelaki yang baru 2 bulan aku kenal di kantor sebuah perumahan di Bandung.

Menurut Pak Alex, uang yang seratus juta itu akan dipergunakan untuk investasi membeli tanah di sebuah kawasan Bandung Timur sebab daerah tersebut sedang dipersiapkan menjadi kawasan yang ramai. Tentu saja aku percaya pada lelaki berpeawakan tinggi besar yang selalu naik mobil. Untuk lebih meyakinkanku, Pak Alek menyebutkan beberapa perumahan yang siap untuk dibangun atas nama perusahannya.

Sesuai perjanjian dalam waktu 1 bulan aku akan dapat keuntungan 30 persen. Ketika akan diberikan kepadaku melalui rekening, Pak Alex berkata "Bagaimana kalau uang itu diberikan pertiga bulan saja, agar dapat untung besar. Jangan khawatirlah, pokoknya kamu dapat untung dari bisnis tanah ini."

Aku pikir betul juga, 3 bulan ke depan aku akan dapat untung berlipat. Ke kantor biar kukatakan bahwa uang masih berada di pemasang iklan dan berbagai alasan bisa aku kemukakan. Namun aku pun berusaha untuk mencicil utang sedikit demi sedikit ke kantor.

Hari berganti hari aku sudah yakin akan mendapat keuntungan yang berlipat-lipat. Ketika kusampaikan kepada istriku akan aku mendapat untung dari investasi yang sudah kuberikan, terlihat wajah istriku yang tidak bersemangat. "Lo, Mamah kok terlihat enggak bergairah. Ada apa?" tanyaku.

"Enggak apa-apa. Tapi sejak beberapa hari ini aku bermimpi buruk. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan," katanya.

"Mimpi apa?" Aku penasaran.

"Rumah yang kita tempati ini terbawa banjir besar. Aku tidak bisa menyelamatkan diri. Aku terbawa banjir besar," jawabnya.

Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata pelan, "Mudah-mudahan tidak akan ada sesuatu yang tidak kita inginkan."

Meski sedikit terganggu dengan mimpi istriku, aku meyakinkan diri bahwa Pak Alex benar-benar seorang pengusaha jujur dan bertanggungjawab terhadap keuangan yang aku investasikan. (bersambung)**

0 comments:

History is the discovery, collection, organization, and presentation of information about past events.

  © Blogger template Fishing by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP